Breaking News
Loading...
Minggu, 16 Juni 2013

Info Post
Hulman Larang Siswa Demo
tolak-eksekusi.jpg ilustrasi


Sekitar 500 siswa SMK Negeri 3 Kota Pematangsiantar mendatangi Kantor DPRD setempat, Jumat (11/3). Mereka  menuntut agar kepala sekolahnya Kartini Batubara diganti karena banyaknya kutipan kutipan.

Saat para siswa melakukan aksi longmarch dari Lapangan Adam Malik menuju  DPRD Kota Pematangsiantar, Wali Kota Pematangsiantar melintas. Melihat para siswa berdemonstrasi, Hulman Sitorus yang menyatakan dirinya tak suka unjuk rasa,  turun dari mobil dinasnya nopol BK 1 W.

Awalnya, Hulman berbicara baik baik kepada para siswa. "Sudah sekolah sana, jangan demo demo, pulang sana ya," kata Wali Kota yang disambut riuh teriakan siswa. Namun, tiba tiba suasana memanas ketika massa aksi menyoraki serta mendebat perkataan orang nomor satu Siantar ini.
 
Hulman pun seperti diluar kendali, malah balik marah marah kepada siswa hingga mengeluarkan kata kata yang tidak etis. "Sampah masyarakat, buat onar saja, t***(kata-kata kotor) saja tak bisa dibenarkan," kata Wali Kota kesal di hadapan para pengunjuk rasa sambil berlalu meninggal massa.

Saat tiba di depan pintu mobilnya, Hulman kembali berteriak ke arah massa aksi. "Jangan provokasi anak anak kita, kasian mereka, kebenaran akan terbukti," ujarnya dengan nada kesal. Siswa  tidak menggubris sikap aneh Wali Kota yang baru dilantik enam bulan lalu itu. 

Sejak sepekan lalu, berita media massa banyaknya kutipan yang membebankan siswa di SMKN 3 Pematangsiantar menjadi perbincangan hangat. Kepala SMKN 3 Kartini Batubara beberapa kali membantah informasi tersebut.

Namun, Rindu Marpaung, mantan staf pengajar di SMKN 3  yang mengaku merasa prihatin dengan nasib para siswa tak tinggal diam. Ia terus membuktikan kutipan kutipan yang memberatkan siswa memang benar ada di sekolah tersebut.
Puncaknya, para siswa yang merasa tidak tahan dengan banyaknya kutipan di SMKN 3  melakukan demonstrasi besar besaran ke  DPRD Pematangsiantar. Rindu Marpaung, beserta beberapa guru lainnya pun mendampingi para siswa untuk berunjuk rasa.

Rizki Annisa (16), siswi Kelas II Jurusan Tata Kecantikan Kulit mengaku kecewa dengan beberapa kebijakan kepala sekolah. Ia mencontohkan, uang sekolah tiba tiba naik. "Kata kepala sekolah  sudah rapat sama orang tua, padahal orang tua kami gak pernah diundang  rapat," ujarnya.

Menurutnya, uang sekolah yang mulanya Rp 58 ribu naik menjadi Rp 78 ribu. "Ini kan sekolah negeri, kok uang sekolahnya naik terus," katanya menggugat. Rizku juga sangat keberatan dengan banyaknya kutipan di sekolah, uang insidental Rp 75 ribu, uang observasi Rp 300 ribu, dan uang komputer Rp 12 ribu per bulannya. 

Menurut Alfrida (16) Kelas I Jurusan Perhotelan, dirinya  pernah mempertanyakan terkait banyaknya kutipan itu kepada Kepala Sekolah. "Tapi gak ada penjelasan apa apa. Kepala sekolah cuek," ujarnya. Anggun (17) siswa Kelas III Jurusan Tata Boga, mengaku keberatan dengan uang les sebesar Rp 260 Ribu. Ia juga  keberatan adanya uang uji kompetensi bagi kelas III Rp 88 ribu.

Guru Kecantikan Susi Siagian mengatakan Kartini memang layak diganti sebagai kepala sekolah. Menurutnya, Kartini adalah pemimpin yang otoriter. Selain itu, dana Bantuan Operasional Manajemen (BOM) dari pemerintah yang bertujuan untuk membeli alat alat praktik tidak pernah ada pertanggungjawabannya. 
 
Ketua DPRD Pematangsiantar didampingi beberapa anggota dewan menerima siswa berdialog. Setelah mendengarkan keluhan para siswa, Marulitua berjanji akan segera memanggil Kepala SMKN 3 Pematangsiantar untuk mempertanyakan kebenaran kutipa kutipan tersebut.

Marulitua mengatakan, DPRD sudah pernah ke sekolah untuk mencari kebenaran kutipan tersebut. "Kartini mengatakan tidak ada orangtua yang komplain dengan kutipan tersebut. Tapi kita akan panggil lagi," ujarnya.

Hulman Sitorus usai bertemu siswa saat unjuk rasa, mendatangi SMKN 3 Pematangsiantar. Kepala Sekolah Kartini Batubara beserta beberapa guru lainnya menyambut kedatangan wali kota."Janganlah anak anak kita korbankan untuk kepentingan pribadi," ujar Wali Kota.

Sumber : Tribun Medan
 
 

0 komentar:

Posting Komentar