SIANTAR – Untuk
memberikan kenyaman pengujung Pasar Horas Siantar, Polsek Siantar Barat
menggelar razia preman di sekitaran pasar tradisional tersebut.
Sedikitnya 16 pemuda yang tidak memiliki identitas diri diamankan.
Namun, para preman itu hanya menjalani pembinaan dan diminta untuk bekerja sama dengan kepolisian untuk menjaga keamanan.
Razia yang dilakukan pada Sabtu (20/7)
pukul 13.00WIB itu, bertujuan guna menekan angka kejahatan yang sering
terjadi di Pasar Horas. Ke-16 pemuda yang diamankan tersebut mengaku
tidak memiliki identitas diri, sehingga mereka pasrah untuk diboyong ke
Pos Polisi Pasar Horas maupun Polsek Siantar Barat. Dari penggeledahan
petugas, tidak ditemukan senjata tajam, narkoba dan lainnya.
Mereka mengaku datang ke Pasar Horas
untuk sekedar nongkrong besama teman-teman. Setelah dilakukan
pemeriksaan dan pembinaan, semua pemuda tersebut diperbolehkan pulang.
Enam pemuda yang dibawa ke Polsek
diminta untuk membuat surat pernyataan agar tidak melakukan tindakan
kejahatan dan bila mereka mengetahui adanya tindak kejahatan, mereka
diminta melaporkan hal tersebut kepada petugas.
Herry Panggabean (32) salah seorang yang
terjaring, mengaku datang ke Pasar Horas untuk nongkrong bersama
teman-temannya. Namun, tiba-tiba petugas datang dan langsung
menggeledahnya, karena dia tidak memiliki identitas diri, dia pun pasrah
ketika petugas membawanya.
“Memang salahku karena enggak punya KTP. Karena tidak ada KTP aku ikut saja waktu aku dibawa,” ucapnya.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek
Siantar Barat Aiptu P Sihombing mengatakan, razia yang dilakukan
merupakan razia penyakit masyarakat (pekat), yang rutin dilakukan saat
Ramadan dan menjelang Idul Fitri.
Dia mengimbau kepada seluruh pengunjung
Pasar Horas, agar tidak menggunakan perhiasan yang mencolok dan yang
membawa tas sandang. Diharapkan agar tidak menyadang tas di belakang
atau di samping.
“Selain itu, bagi pemilik kendaraan agar
lebih teliti dan berhati-hati saat memarkirkan kendaraannya. Bagi
pengendara sepedamotor khusunya perempuan agar tidak menyandang tas di
lengan, karena tindak kejahatan bisa kapan saja dan di mana saja
terjadi. Bahkan lebih parahnya, mereka tidak pandang bulu siapa
korbannya,” tegasnya.
0 komentar:
Posting Komentar