"Mengantisipasi hal itu, kita berharap supply daging dari Kabupaten
Simalungun, Langkat dan Deliserdang. Dari 3 kabupaten itu kita dapat
supply daging, apalagi di momen-momen seperti ini,"kata Zainal saat
disambangi Tribun diruang kerjanya, Kamis (18/7).
Ia mengaku, pihaknya sudah
melakukan peninjauan pasar dan bertemu langsung sekaligus mengecek harga
daging kepara penjual daging. "Memang kenaikan terjadi, namun kenaikan
yang terjadi tidak separah yang terjadi di Jakarta. Kalau di Siantar
perkilonya dihari pertama Ramadan tembus Rp85ribu perkilo,"ujarnya.
Ditanya mengenai faktor
kenaikan harga daging jelang Hari Raya Idul Fitri, pria berseragam gelap
ini mengatakan kenaikan terjadi banyak faktor, diantaranya faktor
kenaikan harga BBM. Selain itu, katanya, permintaan akan daging yang
tinggi membuat prinsip ekonomi bermain disini. "Semakin banyak
permintaan, maka akan mahal harganya,"katanya.
Sementara itu, penjual daging
yang diketahui bernama S Sihombing menyatakan kalau selama Ramadan
berjalan, peminat masyarakat membeli daging biasa saja. Namun, katanya,
beda halnya saat puasa pertama. "Masyarakat langsung berdatangan seperti
semut untuk membeli daging,"katanya saat dijumpai di tempat dagangannya
di Pasar Horas. Ia mengaku dihari pertama Ramadan harga daging sempat
Rp85ribu namun untuk sekarang harga daging Rp80Ribu.
"Itu terjadi dikarenakan permintaan disaat puasa berjalan sedikit,
makanya harga daging bisa turun,"ujarnya seraya menyatakan sekitar H-7
sebelum Idul Fitri, harga daging bisa mencapai Rp90-95ribu perkilo.
Bahkan ada juga yang Rp100Ribu perkilonya,"katanya.
0 komentar:
Posting Komentar